Wednesday, August 29, 2018

Satu Pelindungku

Cahaya mentari menembus dedaunan pohon itu
Tempat rindang aku berteduh dari panas dan gerimis
Indah sungguh mentari sore yang menyinarinya
Hantarkan kehangatan yang merasuk relung kalbu

Di sana kugoreskan sebuah nama
Pada akar nan kokoh yang menyeruak menyembul tanah
Tahukah kau nama itu?
Itu adalah namamu

Sahabat juga adik bagiku
Bahkan tak sekadar itu
Kau kerap menjadi pelindungku
Kau baik dan selalu baik padaku

Oh tidak!
Tak hanya namamu yang ada di pohon itu
Akupun mwngukir satu nama lagi
Di batangnya, kuukir namaku

Kau tahu maknanya?
Atau ingin kuberi tahu?
Tak usah lah kujelaskan
Biar kau pahami sendiri

Yang jelas kau telah beberapa kali menyokongku
Menopangku ketika terjatuh
Menguatkan dan meninggikanku di tempatnya
Terima kasih untuk bantuan dan penjagaanmu

Meski nama kita tak berdampingan
Namun masih terukir pada satu pohon yang sama
Jika waktu menjauhkan kita, jangan lupakan aku dengan mudah
Karena bagiku, dekat denganmu itu tak mudah

Kemarilah jika satu saat kau kembali
Kau perlu tahu tempat indah ini
Duduklah di bawah pohon ini, di samping namamu
Bersandarlah di balik ukiran namaku

Rasakan kedamaian dari hembusan angin sore
Pejamkan matamu!
Mulailah mengenangku!
Untuk kebersamaan dan persahabatan kita

Friday, August 17, 2018

Indonesia, Merdekalah!

Tengoklah ke kanan!
Kau melihatnya?
Kemiskinan masih selimuti bangsa ini
Kau bilang merdeka?

Lihatlah ke kiri!
Apa yang kamu dapati?
Koruptor makin menjamur di sini
Merdeka katamu?

Mendongaklah!
Kamu pasti melihatnya
Gedung-gedung itu mampu mencakar langit ibukota
Sementara di pelosok negeri sebatas listrikpun tak ada

Coba menunduk!
Pasti kau telah akrab dengannya
Banjir  yang terlalu sering menyapa ibukota
Kau sebut merdeka?

Merdeka dari jajahan fisik asing?
Mungkin ya
Tapi tidak dari para penguasa tanah air
Penguasa tamak dan antek-anteknya!

Pribumi dijajah pribumi
Sungguh lucu negeri ini
Banjir, kemiskinan, korupsi
Tercipta oleh kerakusan manusia

Andai hutan tak dieksploitasi besar-besaran
Banjir tak kan datang sesering dan separah ini
Andai tata negara berjalan sesuai amanah
Kesejahteraan dapat merata, kemiskinanpun berkurang

Oh Indonesiaku, merdekalah!
Merdeka seutuhnya!
Merdeka dari kebodohan dan kemiskinan
Merdekalah dari ketamakan makhluk penguasamu!

Wednesday, August 08, 2018

Salahkah?

Aku sama sekali tidak punya maksud untuk melukai hati siapapun. Aku sadar, sadar sesadar-sadarnya bahwa aku tak ada apa-apanya dari kebanyakan wanita cantik nan hebat lainnya. Aku bukan si A yang anggun nan lemah lembut, bukan pula si B yang bersahaja namun tegas. Akupun bukan si C yang cerdasnya di atas rata-rata. Betul memang bahwa kita tak bisa membandingkan satu orang dengan yang lainnya karena masing-masing kita berbeda. Namun aku merasa aku hanya wanita biasa yang tak ada apa-apanya. Lalu apa yang bisa diunggulkan dariku? Tak ada. Tak ada kelebihan apapun pada diriku. Aku tak secantik para seniman layar lebar, tak secerdas para sarjana muda lulusan kampus ternama. Bahkan sikapku tak sebaik para muslimah sholihah. Tetiba ada yang merasa tersakiti hatinya olehku. Padahal Aku tak pernah merasa memberi harapan pada siapapun. Aku hanya mencoba bersikap baik pada siapapun. Salah? Salah aku bersikap baik pada yang tak sejenisku? Salah aku bersahabat atau memiliki teman dekat beda jenis?

Friday, August 03, 2018

Kuat?

Mereka bilang aku kuat. Faktanya aku sering meneteskan air dari mataku. Aku rapuh. Jika Dia menghendaki, mungkin aku bisa hancur. Namun Allah begitu sayang padaku. Bila aku tak ingat punya Allah, bisa jadi aku sudah gila. Gila memikirkanmu.

Terlalu cepat kau pergi menghadapNya. Terlalu cepat meninggalkanku sebelum kau titip aku pada seseorang. Betapa aku terlalu merindumu, pak. Sekarang aku selalu merindumu setiap waktu. Begitu banyak kenangan bersamamu. Ah, memori, selalu saja membuatku menjatuhkan air mata.

Tak hanya aku, bahkan kawan-kawanmupun menyimpan banyak kenangan bersamamu. Kau ajari mereka mengendarai motor. Kau ajari mereka mengendarai mobil. Kau ajari mereka melepas kopling mobil secara halus. Kau tak pernah bercerita padaku. Itu semua mereka yang ceritakan. Aku berharap padaNya, mudah-mudahan hal sekecil itu bisa terhitung sebagai ilmu yang bermanfaat hingga dapat meringankan bebanmu di akhirat. Aamiin.



12/07/2018

Wednesday, August 01, 2018

Kapas-kapas di Langit

langit Cilacap

Gumpalan awan berarak di cerahnya langit biru pagi ini
Putih bersih bagai kapas raksasa beserakan di angkasa
Sungguh pagi yang indah
Pagi yang akan kurindu di tempat ini

Kapas-kapas di langit terhampar begitu saja
Bergerak dihembus angin
Duhai angin pagi yang menyejukkan
Akan kurindu rasa yang menentramkan ini

Hawa kerinduan seperti mulai memasuki kalbu
Aku sungguh tak ingin merindu saat ini
Masih ingin nikmati keindahan pagi di sini
Ya, di tempat yang mendamaikan hati ini

Wahai Sang Pencipta,
Panorama yang Kau lukis begitu menawan
Membuatku enggan beranjak dari sini
Ingin terus menatap lukisan AgungMu, kapas-kapas di langit



Klaten, 29062017