Tuesday, November 10, 2020

Kecewa

Malam meyakinkan, pagi meragukan.
Sekarang membingungkan, esok menjadi tanda tanya.
Resah, gundah, sedih,
dan ada kecewa terselinap. 

Bagian dalam diriku terasa sakit, bukan fisik tapi jiwa.
Seperti halnya sakit liver, sakit hati juga terasa sakit.
Namun aku tak tahu lebih sakit mana
karena keduanya terasa menyengsarakan.

Hati ini sedang terluka, pedih, perih rasanya.
Salahku terlalu mudah percaya dengan angan belaka,
membuatku jatuh ke samudra
dan terombang ambing di laut lepas tak tentu arah.

Hanyut terdorong arus hingga tenggelam jauh ke dasar.
Mengapa kau melambungkanku begitu tinggi?
Jika akhirnya kau melepaskanku begitu saja tanpa aba-aba sedikitpun
Membiarkanku jatuh dan terluka sendiri.

Tanpa menoleh ke arahku,
kau melangkah pergi.
Menjauh,
tinggalkan luka yang teramat sakit di jiwaku.

Kau pernah bilang kau takut mengungkap rasa,
tapi kau mempermainkan rasa itu.
Sebetulnya kau penakut atau pengecut?
Atau kau pecundang?

Monday, November 09, 2020

Yang Menguatkan

Ketika kata tak lagi mampu kuucap
Ketika itu hening tercipta
Diam tanpa satupun kata
Mungkin lebih baik

                Lebih indah suara burung-burung di taman
                Lebih merdu alunan rintik hujan sore itu
                Lebih tenang kudengarkan
                Lebih baik dari teriak kasarnya

Lelah aku, sungguh
Lelah dengar teriaknya
Lelah balas emosinya
Lelah terlarut dalam amarah

                Entah karena tegar
                Atau justru telah membatu hatiku?
                Tak ada air menetes dari pelupuk mata
                Padahal jauh di dasar hati, aku menangis

Rajaku,
Inikah tangga untukku menuju langitMu?
Tak yakin aku mampu melewatinya
Terlalu tinggi bagiku

                Melewati satu demi satu anak tangga itu
                Sanggupkah aku mencapai puncaknya?
                Bantu aku, duhai Raja semesta alam
                Yakinkanku bisa lalui tangga itu